TRENDING NOW

Portal Berita Terkini
Harapan Palsu - Kejahatan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) kembali marak terjadi di Kota Banda Aceh. Aparat Polresta Banda Aceh, menerima enam laporan kasus curanmor roda dua yang terjadi di sejumlah kawasan. Lima kasus di antaranya terjadi dalam satu hari, yaitu Jumat (30/1). Satu kasus lainnya terjadi Kamis (29/1).

Dari lima kasus curanmor yang terjadi sepanjang Jumat (30/1), rata-rata sepeda motor (Sepmor) hilang di lokasi parkir. Bahkan, satu di antaranya dicuri saat diparkir pemiliknya di halaman sekolah. Aparat kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut, untuk menangkap para pelakunya.

Curanmor, Sehari 5 Motor Bisa Hilang Di Banda Aceh

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Zulkifli SSTMK SH, yang dihubungi Serambi, Sabtu (31/1) malam, menyebutkan, dari sejumlah kasus pencurian sepeda motor (sepmor) tersebut, ada yang disebabkan kelalaian pemiliknya sendiri. Pemiliknya sengaja meninggalkan sepmor dalam kondisi menyala, dengan dalih hanya meninggalkannya sebentar untuk membeli sesuatu.

Zulkifli mengatakan, hampir di setiap sudut Kota Banda Aceh, terutama di lokasi-lokasi rawan pencurian sepmor, sudah dipasang spanduk imbauan serta selebaran-selebaran agar setiap pemilik kendaraan mewaspadai sepmornya.

Meningkatkan kewaspadaan itu, tambah Kapolresta Banda Aceh itu, salah satunya bisa dilakukan dengan memasang kunci pengaman tambahan dan menempatkan sepmornya itu di lokasi-lokasi yang aman dan mudah terpantau.

Pun demikian, sambung Kapolresta, pihaknya akan berusaha maksimal untuk mengungkap kasus curanmor yang terjadi di wilayah hukum Polresta Banda Aceh. Namun, ia juga berharap kerja sama dari masyarakat untuk menekan angka kasus tersebut. Kerja sama yang dimaksud tidak mesti turun langsung menangkap pelakunya, tapi menjaga sepmornya dengan baik juga merupakan bagian dari kerja sama.


Semuanya mampu diminimalisir kalau ada kesadaran dari pemiliknya masing-masing. Jangan pernah menggangap remeh. Pasanglah kunci pengaman tambahan setiap kali memarkir kendaraan,(/xmod)
Portal Berita Terkini
Harapan Palsu - Media sosial telah membuat perubahan yang signifikan dalam hidup kita. Begitu juga dalam hal percintaan. Tak sedikit yang bertemu dengan jodoh lewat media sosial, bisa menjadi lebih intim, namun juga tak sedikit yang dilanda badai asmara.

Apa yang Anda tampilkan adalah apa yang dilihat oleh orang lain. Orang bisa saja menghujani like, favorite, atau me-retweet sebanyak mungkin, ketika Anda mengunggah foto atau menulis status tentang pasangan, lantas menobatkan Anda sebagai relationship goal mereka. Akan tetapi, yang tahu apa yang sesungguhnya terjadi di antara Anda dan pasangan hanyalah Anda berdua.

Tantangan Cinta Era Sosial Media

Memicu terlalu banyak kekhawatiran. Sibuk memantau media sosial dan aktivitas pasangan di online juga bisa berakibat buruk pada hubungan. Bagaimana jika pasangan memberi "like" pada foto profil temannya yang perempuan? Pasangan mendapat mentiondari perempuan yang mengagumi kesuksesannya? 
Dan banyak lagi jenis kecemburuan yang bisa muncul karena aktivitas media sosial, yang mungkin sebetulnya tidak mengarah pada perselingkuhan.Lebih serius memikirkan foto mana yang perlu diunggah ketimbang memikirkan cara untuk membuat hubungan menjadi lebih mesra. Harus diakui, punya foto berdua dengan pasangan memang sangat menyenangkan (dan membanggakan). Makan bareng di restoran, nonton bioskop, pergi kondangan, baju senada, karaoke di mobil, dan banyak lagi momen lainnya yang sayang jika tak diabadikan. 


Dalam setiap momen, kita pun lantas sibuk untuk memotret, lalu memilah dan memilih foto mana yang akan kita unggah segera. Sebegitu niatnya, sampai-sampai seringkali orang melupakan esensi dari keintiman dan usaha merawat keintiman itu sendiri, bukan mengejar banyaknya "like" dan pengakuan dari publik. 

Unggah foto berdua terlalu sering bisa membuat kita kebablasan. Awalnya unggah sesekali, mendapat banyak komentar dan pujian dari orang lain tanpa sadar membuat kita terlena dan ingin selalu unggah. Tahukah Anda, orang lain juga bisa terganggu dengan status kita yang mengumbar PDA (Public Display Affection) atau keintiman di media sosial. Sayang kan, kalau sampai kehilangan teman, gara-gara di unfriend atau unfollow mereka?

Media penyaluran tentang apa yang dirasakan pindah ke status media sosial. Grafik cinta bisa naik dan turun adalah hal yang wajar. Perasaan kita bisa berubah-ubah, seiring mood. Itulah kenapa, penting sekali saling mengkomunikasikan apa yang sedang kita rasakan dengan pasangan. Apa yang kita sukai dan tidak kita sukai dari pasangan. Namun, sayangnya, komunikasi ini telah banyak digantikan oleh update status. Hubungan Anda dan pasangan pun ibarat open book, yang sudah diketahui semua orang. Malah kadang, bukannya pasangan yang tahu masalah Anda, malah publik lebih tahu duluan.

Pertengkaran rentan pindah ke online. Argumentasi dan konflik biasa terjadi dalam hubungan asmara. Hal ini tidak perlu ditakutkan, sebab tidak semua konflik itu berarti "akhir dunia". Dengan catatan, hindari pertengkaran itu berpindah ke media sosial. Apalagi, kalau sampai membuka keburukan pasangan.(/modinf)
Portal Berita Terkini
Dua Jagoan di Pilkada Banda Aceh
Dua Jagoan di Pilkada Banda Aceh


Harapan Palsu 
- Dua pasangan calon walikota dan wakil walikota Banda Aceh resmi ditetapkan KIP Banda Aceh. Senin (24/10) beberapa minggu lalu, Ketua KIP Banda Aceh Munawarsyah menyatakan hanya dua pasangan yang akan berkompetisi di Pilkada pada 15 Februari 2017. Dua pasangan tersebut diusung oleh koalisi partai politik.

Sementara dua pasangan dari jalur independen, Pasangan Marniati–Amiruddin Usman Daroy dan Adnan Beuransah–Umar Rafsanjani harus mengubur mimpinya jauh-jauh untuk menjadi Banda Aceh Satu.

Pasangan Illiza Sa’aduddin Djamal–Farid Nyak Umar diusung delapan partai politik dengan kekuatan 18 kursi di DPRK Banda Aceh. Kursi terbanyak disumbang Partai Demokrat (5 kursi), disusul Partai Aceh dan PKS (masing-masing 4 kursi) dan PPP (3 kursi). Kemudian PDA dan PKPI (masing-masing 1 kursi), serta dua partai pendukung yang tidak memiliki kursi, yakni Partai Hanura dan PDI Perjuangan.

Sementara pasangan Aminullah Usman-Zainal Arifin diusung oleh koalisi enam partai politik dengan kekuatan 12 kursi di DPRK Banda Aceh. Total kursi tersebut, masing-masing Partai Nas Dem (4 kursi), PAN (3 kursi), Golkar (3 kursi), dan Gerindra (2 kursi). Sementara dua partai pendukung lainnya, yakni PKB dan PBB, tidak memiliki kursi di Parlemen Banda Aceh.

Dilansir dari LKBN Antara, pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal dan Farid Nyak Umar dalam penyampaian visi misinya di DPRK Banda Aceh, Jumat (28/10/2016), menyatakan bakal memprioritaskan peningkatan kualitas pelayanan publik dan infrastruktur perkotaan jika terpilih pada Pilkada 2017 yang akan datang.

Aminullah Usman dan Zainal Arifin mengatakan akan fokus meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat jika terpilih pada Pilkada mendatang. “Kami akan fokus kepada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat jika terpilih sebagai wali kota dan wakil wali kota,” kata Aminullah Usman didampingi Zainal Arifin saat penyampaian visi dan misi.

Selain ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, kata Aminullah, dirinya dan Zainal Arifin juga akan mengembangkan bidang agama yakni menjadikan Banda Aceh sebagai pusat pelaksanaan syariat Islam yang terbaik.

Begitu juga di bidang pendidikan, ungkap dia, pihaknya akan menyediakan biaya pendidikan kepada keluarga miskin dari jenjang pendidikan dasar sebesar Rp2 juta. Di bidang kesehatan, lanjut dia, pihaknya akan memastikan ketersediaan dokter, bidan, dan perawat yang mencukupi di rumah sakit maupun Puskesmas.

Pengamat politik dari Universitas Syiah Kuala, Dr Effendi Hasan MA mengatakan kedua pasangan memiliki peluang yang sama besar menjadi pemenang Pilkada. Hal ini bisa dilihat dari hampir meratanya jumlah partai pendukung dua pasangan tersebut.

“Pilkada Banda akan berlangsung sangat menarik karena hanya diikuti dua pasangan yang seimbang,” ujar Effendi, Sabtu 29 Oktober 2016.

Effendi menuturkan, sebagai incumbent Illiza sedikit lebih unggul. Hal ini merujuk pemenang Pilkada serentak di seluruh Indonesia pada 2015 lalu mayoritas dimenangkan calon petahana. Namun, dengan strategi yang tepat, Aminullah diyakini masih punya peluang mengalahkan Illiza.(/smod)



Portal Berita Terkini
Harapan Palsu - Lemahnya pengawasan dilapangan, disebabkan kurang baiknya menejemen di PDAM selama ini. Kemampuan sumber daya manusia juga terbatas, akibatnya hingga kini perusahaan daerah yang sudah cukup tua itu belum mandiri, masih terus disubsidi oleh Pemko Banda Aceh. Kondisi ini, karena menejemen di PDAM juga kurang baik, sehingga persoalan pencuri air dan kebocoran yang luar biasa terus terjadi.




Meski jaringan air sudah pernah dibenahi dengan pemasangan pipa baru pada masa rehab/rekon pascatsunami oleh BRR sekitar enam tahun lalu, jaringan air dalam kota masih semraut dan banyak masalah. Jaringan yang ada sekarang terjadi tumpang tindih, antara pipa lama dengan pipa baru.

Selain, pencurian air dan kebocoran yang luar biasa, tempat penampungan air yang ada sekarang sudah tidak memadai lagi. Kedepan PDAM Tirta Daroy harus membangun yang baru yang lebih besar, sehingga setiap waktu suplay air ke pelanggan cukup.


Pembenahan secara menyeluruh di PDAM sangat penting, sehingga di tahun-tahun mendatang keberadaan perusahaan daerah tersebut tidak membebani lagi APBK Banda Aceh. Kedepan manajemen PDAM harus jauh lebih baik dan dalam pengelolaan keuangannya juga harus transparan. Jadi harus open semua, jangan ada yang ditutup-tutupi. (/xmod)
Portal Berita Terkini
Banyak orang tak sadar bahwa perlindungan pertama pada kesehatan gigi dimulai dari saat memilih santapan. Karena itulah, diet berupa pengaturan pola makan sehat sebenarnya juga perlu dilakukan dengan tujuan gigi tetap kuat.‎

Pasalnya, beragam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung zat-zat perusak gigi. Paparan asam pada minuman ringan dan kudapan, misalnya, dapat menimbulkan plak penyebab gigi berlubang.

diet demi menjaga kesehatan gigi dapat dimulai semudah menambah konsumsi serat nabati pada piring santap. Saat dikunyah, buah dan sayur punya kemampuan membersihkan plak gigi secara alami.

"Kebiasaan makan makanan manis dan lengket juga harus dikurangi," kata drg. Ratu Mirah Afifah, Profesional Marketing Manager Oral Care PT Unilever Indonesia, dikutip dari Kompas.com (13/9/13).

Karena teksturnya cenderung renyah, makanan berserat tinggi membantu tubuh memproduksi lebih banyak air liur. Hal ini berguna untuk menetralisir asam. Air liur mengandung kalsium dan fosfat untuk memperbaiki kerusakan awal jaringan gigi.

Itulah sebabnya mengunyah makanan berserat sebaiknya dilakukan secara bergantian di kedua sisi mulut. Pengunyahan ini akan lebih efektif dan membuat bagian kanan serta kiri gigi bersih seimbang.

Selain buah dan sayur, frekuensi makan pun hendaknya diatur. Setelah mengonsumsi makanan utama, ada baiknya jika tidak langsung mengudap.

Masalahnya, sisa makanan akan mengeluarkan asam yang menyerang gigi. Serangan itu tidak akan berhenti jika kudapan terus dikunyah. Akibatnya, gigi bisa gampang berlubang.

Begitu pula dengan mengunyah melewati batas wajar—32 kali. Perkara serupa dapat timbul karena mulut tidak diberi kesempatan untuk melawan bakteri makanan.

Pilih yang lebih sehat

Daripada mengonsumsi soft drink atau minuman ringan, air putih terbukti menjadi minuman paling baik. Dilansir situs web American Dental Association, air putih berkhasiat menjaga mulut tetap bersih.

Air putih menyapu sisa makanan dan residu bakteri penyebab gigi berlubang. Minuman ini juga mencairkan zat asam yang dihasilkan oleh kuman dalam mulut.

Terlebih lagi, air putih mengandung nol kalori. Ia tidak membawa zat gula yang dapat menempel dan menimbulkan risiko gigi berlubang.

Untuk asupan protein, memilih lean meat atau daging tanpa lemak juga lebih disarankan. Dada ayam tanpa kulit, ikan, serta daging sapi bagian eye round—tanpa lemak—ada di antara jenis ini.

Protein rendah lemak tersebut dinilai membuat gigi lebih kuat. Hal ini juga berlaku pada biji-bijian dan kacang-kacangan.

Kebersihan gigi

Ketika pola makan sudah dijaga, menjaga kebersihan gigi selayaknya terus dilakukan. Adapun sikat gigi sebaiknya dilakukan dua kali sehari.

"Waktu yang disarankan untuk menyikat gigi adalah pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Kebanyakan orang Indonesia menyikat gigi saat mandi," ujar drg. Mirah pada kesempatan berbeda yang dilansir Kompas.com, Rabu (10/12/2016).
Ilustrasi.

Gigi pun sebaiknya disikat dengan lembut agar sisa makanan benar-benar terangkat. Cara ini juga dapat menjaga lapisan email gigi.

Menyikat dengan keras akan mengikis lapisan tersebut. Prosesnya kemudian ditutup dengan satu kali kumur-kumur agar kandungan flouride dari pasta gigi tidak terbuang.

"Cara menyikat gigi yang salah juga bisa membuat bakteri dalam mulut tidak bisa dibersihkan dengan maksimal," ujar Mirah.

Salah menggosok gigi memicu terbukanya bagian dentin—lapisan di bawah email—atau gigi menjadi sensitif. Akan tetapi, bila cara sikat gigi di atas sudah jadi kebiasaan, ada baiknya segera memeriksakan kondisi gigi.

Cara lain yang dapat Anda lakukan adalah memilih pasta gigi yang tepat. Pepsodent Sensitive Expert, misalnya, memiliki tiga manfaat yang melindungi gigi.

Kandungan HAP Mineral dan Sodium mampu masuk ke saluran dentin yang terbuka dan menutup lubang gigi sebelum menjadi parah. Lalu, Zinc Citrate di dalamnya ampuh menghambat metabolisme bakteri sehingga gigi tetap resik. Adapun free sample pasta gigi tersebut bisa Anda dapatkan di sini.

Jika pola makan sehat sudah diterapkan dan kebersihan gigi dijaga, peluang untuk punya gigi keropos pun semakin kecil. Ingat, untuk kesehatan, lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan? 
Portal Berita Terkini

Kehadiran gawai sering membuat anak lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Anak pun menjadi jarang terpapar sinar matahari.
Menurut penelitian dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, jarang terpapar sinar ultraviolet B dari matahari bisa meningkatkan risiko anak mengalami miopia.
Miopia atau rabun jauh pada anak-anak biasanya dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan. Jika anak lebih sering terkena sinar ultraviolet B, risiko mengalami miopia pun menurun.
Penelitian sebelumnya terhadap orang dewasa juga menemukan kaitan antara miopia dan ultraviolet B. Penelitian yang dipimpin oleh Dr Astrid E Fletcher dari London School of Hygiene and Tropical Medicine itu telah melakukan pemeriksaan mata terhadap 4166 orang.
Penelitian menunjukkan, paparan sinar UVB pada usia 14-19 tahun dan 20-39 tahun dapat menurunkan risiko miopia. Penelitian tersebut menyimpulkan, yang dapat merusak mata anak-anak ternyata bukan hanya karena sering menatap layar gawai, tapi kuramg terpapar sinar matahari.
Peneliti menyarankan orangtua agar tak membiarkan anak terus-menerus di dalam rumah. Biarkan anak bermain di luar rumah, seperti bermain di taman bersama teman-temannya atau bersepeda. Bermain di luar ruangan pun baik untuk tumbuh kembang anak.
Terkena sinar matahari, khususnya pada pagi hari, tak hanya dapat menyehatkan mata. Sinar matahari membantu penyerapan vitamin D yang juga dibutuhkan untuk pertumbuhan anak-anak.
Menurut peneliti, terpapar sinar matahari pada masa kanak-kanak baik untuk kesehatan di masa mendatang. 
Portal Berita Terkini

Saya menulis ini tepat di hari peringatan AIDS sedunia beberapa hari lalu, kembali merenung selepas menunaikan program televisi yang juga membahas soal penyakit mematikan tersebut.
Stigma yang selama ini tertanam bahwa biang keladinya adalah perilaku seksual menyimpang (baca: dengan sesama jenis atau pekerja seks komersial adalah sumbernya) ternyata terhapus sama sekali dengan data statistik Kementrian Kesehata yang jelas-jelas menyebut kasus tertinggi ada pada ibu rumah tangga.
Latar belakang pekerjaan sebagai karyawan menempati angka 9603 kasus, sementara pekerja seks komersial malah kurang dari sepertiganya, 2578 kasus.
Selang sehari sebelum ini, saya juga terhenyak membaca berita seorang remaja putri di bawah umur pukul setengah satu subuh dengan alasan ‘pulang dari main’ menumpang angkot dan akhirnya diperkosa beramai-ramai oleh supir angkot dengan beberapa orang temannya yang juga usianya tidak lebih dari 21 tahun.
Ketika pemerkosa berhasil ditangkap, jangankan merasa bersalah, malah berbalik menantang polisi,”Kok seperti ini saja dipermasalahkan?” Kengerian semakin terasa melihat semua fenomena tersebut di negeri yang ‘sedang terserang banyak penyakit’ ini.
Cobalah menonton film-film kriminal buatan Amerika di mana seks sudah dianggap sebagai hal biasa. Pelaku yang terlibat kasus seks dengan anak di bawah umur, kelihatan ketakutan luar biasa dan alibi ‘hubungan atas dasar suka sama suka’ tidak pernah dibenarkan pengadilan.
Bahkan seseorang mendapat tudingan “You are sick!” begitu kedapatkan melakukan perbuatan asusila terhadap seorang remaja.


"Rekreasi" yang merusak diri

Penyakit dimulai saat istilah rekreasi diterapkan di area yang keliru. Pemenuhan dorongan yang tidak didasari perilaku sehat yang santun. Bukan hanya soal seks. Dorongan nafsu makan pun sama saja.
Pelampiasan rasa “ingin”, bahkan ketika berbagai jenis emosi datang mulai dari senang, sedih, frustrasi – yang ditujukan pada makanan, berujung penyakit yang diam-diam datang tanpa permisi.
Betul, salah makan hari ini tidak langsung berakibat gemuk esok hari kok. Tapi, bukan tak mungkin jika nantinya diabetes atau pelbagai sindroma metabolik muncul. Padahal, tujuan sebenarnya orang makan hanyalah sekadar bertahan hidup.
Begitu pula jika tindakan seksual yang tujuan aslinya meneruskan keturunan, bablas menjadi sekadar pemuasan rekreasi.
Rekreasi cenderung dilampiaskan pada orang yang salah, di waktu yang salah, di tempat yang salah pula.
Kesantunan tidak mendapat tempat lagi. Bahkan bagi segolongan anak muda sekarang, tetap perawan dan perjaka sebelum menikah dianggap hal yang menggelikan. Bukan sekadar ‘kuper’, tapi amat sangat purba.
Yang ditakuti hanya kehamilan yang tak diinginkan. Kebetulan kondom muncul sebagai perangkat penyelamat. Apalagi, dibilang juga mampu mencegah penularan HIV. Promosi yang salah sasaran akhirnya menciptakan masyarakat gagal paham.
Kondom dibenarkan untuk mencegah penularan penyakit terhadap pasangan seksual, dalam artian seorang istri yang mengidap HIV akibat cemaran transfusi darah tetap masih bisa mempertahankan perkawinan dan kehidupan seksualnya tanpa menulari suaminya. Bukan pacar gelapnya.
Saya masih cukup optimis untuk mempertahankan kesantunan hidup sehat di tanah air ini. Selama para pengambil peran kesehatan mempunyai misi yang sama.
Fakta bahwa ibu rumah tangga menempati peringkat teratas penderita HIV – bukan pecandu narkotik, apalagi pekerja seks komersial – sudah saatnya menjadi tamparan keras tentang makna hidup menikah.
Tidak ada sekolah menjadi orangtua memang. Dan tidak ada buku panduan menikah dengan kesetiaan dan komitmen. Tapi, yang mencemaskan adalah saat orang menikah ternyata hanya desakan usia, nafsu seks yang ingin segera disalurkan, bukannya tentang pernikahan itu sendiri.
Sama seperti makanan yang mudah membuat bosan, seks jika hanya dinikmati sebagai rekreasi akan menjadi suatu kejenuhan.
Kabar baiknya dengan makanan, berpindah ke variasi lain tidak akan menyebabkan kegaduhan. Tapi tidak demikian dengan perilaku seksual.
“Mencicipi” pemberi kenikmatan lain semata ingin lepas dari kejenuhan, bisa jadi cikal bakal mengapa latar belakang pekerjaan “baik-baik” sebagai karyawan menempati angka tertinggi.
Memilih serong dengan sesama profesi, berselingkuh dengan orang yang tiap hari ditemui di kantor, bukan jaminan ‘saya memilih partner seks yang aman’.
Aman tidak bisa dilihat secara kasat mata, karena virus HIV bisa bercokol hingga 10 tahun tanpa memberi gejala apa pun. Tapi jangan tanya ganasnya.
Bila kehamilan belum tentu bisa terjadi pada hubungan seks satu kali, maka penularan HIV pasti terjadi di hubungan yang ‘hanya sekali itu saja’ – dari orang yang ‘kelihatan sehat’, tapi Anda salah terka itu.
Sudah cukup kegaduhan demi kegaduhan menghalangi bangsa ini untuk maju. Banyak sekali hal yang semestinya tak perlu terjadi. Asal saja kita semua menata diri. Tepatnya tahu diri.
Kembali ke fitrah tidak hanya dijadikan ungkapan klise dan jargon. Tapi perlu ada contoh nyata walaupun kecil, untuk memulainya, dan menjadi panutan anak-anak nanti.
Rekreasi pangan tidak perlu meniru resep pizza terbaru, cukup mengganti menu pecel dengan karedok.
Rekreasi hubungan seks yang membosankan tidak perlu mengganti pasangan main, cukup mengganti kaos tidur yang sudah berlubang itu dengan satin berenda. Semoga kewarasan dan kesantunan kita masih dalam pemeliharaanNya.